Pertama :
adalah pertama kalinya dia memungut puisi.
berjudul LUPA.
yang bait demi bait telah dirangkum bersama
susunan yang acak, acapkali menghasilkan tawa
kadang diam, mendiami kata berikutnya
kita tak mau asal, walau asal muasal puisi ini hanya asal-asalan saja.
kata pertama adalah "Kita"
Kedua :
kedua kata kita yang tergabung.
namun Belum bersusun.
tapi masih saling berpegangan.
mungkin mereka sedang mengikat janji
dalam kalimat untuk menjadi paragraph
dalamnya cinta yang harus digoreskan, mampu merobek kertas ini. bila mau tak mau kita tetap menuliskannya. dan kertas adalah Hati kita masing-masing.
kedua kata itu adalah "Aku, Kamu"
Ketiga :
detik ketiga, ketika entah apa lagi.
kita bicara saja.
biarkan mereka berlarian, bertabrakan, lalu saling jatuh cinta. bersatu dan menjadi sebuah ungkapan.
disamping kata oleh karena, ingin selalu disamping kata itu
biarkAn mereka, berjabat tangan, berkenalan, dan saling suka. hingga saling melengkapi menjadi essay yang menjelaskan.
biarkan mereka, saling pandang, saling ejek, dan saling membenci. hingga yang tak perlu, tak perlulah diucap.
dan ketiga kata itu adalah "aku mencintai kamu"
Ke empat :
bila memang ada kata yang harus diulang,
cukuplah yang sanggup dimengerti
setidaknya bagi kita.
cukupkn dulu permainan mereka, yang sebenarnya adalah rahasia-rahasi indah yang terungkap.
bertahta dalam kamus
ke empat kata itu adalah "Aku akan selalu cinta"
Ke Lima :
dari diam yang tak berkecukupan.
ada yang memberontak
rupanya pikiran kita dan sang Hati .
kita senyumi mereka, memaklumi mereka
karena sisanya adalah sebuah kepastian
ke lima kata itu adalah "Mungkin suatu saat aku LUPA"
sudahlah, kita simpan Naskah indah ini
milik kita berdua .
dari percakapan yang berlangsung,
sejak mengawasi permainan kata-kata
kita telah menciptakan sebuah puisi berjudul LUPA
Tanpa disadari suatu saat nanti aku akan berhenti memikirkanmu
Saat itulah jantungku berhenti berdetak.
Mungkin suatu saat nanti aku akan melupakanmu
Mungkin saat itulah aku lupa bagaimana cara untuk bernafas.
Bilapun kau harus pergi dari ingatanku, itu karena Tuhan yang mengambilnya.
Ingatanku tentang mu selalu ada dibumi
Khayalanku akan dirimu seterang matahari
Bayanganmu selalu ada pada bulan
Kita adalah sebuah galaksi
Bila satu terlepas, maka berakhirlah semuanya
karena matahari menyisihkan waktu untuk bergeser kebelahan bumi tempatku berpijak ini, Maka Bila malam tiba, aku dapat memandangi bulan, menikmati indah cahayanya.
Matahari tak akan berarti tanpa bumi
Matahari akan merasa dihargai karena adanya bumi
Matahari tau tujuannya bersiniar karena adanya bumi
Karena hanya bumilah planet yang menerima kehangatan matahari dengan tulus dan membiru.
Cinta kita layaknya udara yang menjelma oksigen. Bernafas dan berpikir.
Tanpanya, semua tak akan berarti, nafas ini dan pikirian ini.
Cinta kita layaknya udara yang menjelma oksigen, tak terlihat, tapi bisa kita rasakan. Tanpa disadari, kita membutuhkannya, untuk bernafas dan berpikir.
adalah pertama kalinya dia memungut puisi.
berjudul LUPA.
yang bait demi bait telah dirangkum bersama
susunan yang acak, acapkali menghasilkan tawa
kadang diam, mendiami kata berikutnya
kita tak mau asal, walau asal muasal puisi ini hanya asal-asalan saja.
kata pertama adalah "Kita"
Kedua :
kedua kata kita yang tergabung.
namun Belum bersusun.
tapi masih saling berpegangan.
mungkin mereka sedang mengikat janji
dalam kalimat untuk menjadi paragraph
dalamnya cinta yang harus digoreskan, mampu merobek kertas ini. bila mau tak mau kita tetap menuliskannya. dan kertas adalah Hati kita masing-masing.
kedua kata itu adalah "Aku, Kamu"
Ketiga :
detik ketiga, ketika entah apa lagi.
kita bicara saja.
biarkan mereka berlarian, bertabrakan, lalu saling jatuh cinta. bersatu dan menjadi sebuah ungkapan.
disamping kata oleh karena, ingin selalu disamping kata itu
biarkAn mereka, berjabat tangan, berkenalan, dan saling suka. hingga saling melengkapi menjadi essay yang menjelaskan.
biarkan mereka, saling pandang, saling ejek, dan saling membenci. hingga yang tak perlu, tak perlulah diucap.
dan ketiga kata itu adalah "aku mencintai kamu"
Ke empat :
bila memang ada kata yang harus diulang,
cukuplah yang sanggup dimengerti
setidaknya bagi kita.
cukupkn dulu permainan mereka, yang sebenarnya adalah rahasia-rahasi indah yang terungkap.
bertahta dalam kamus
ke empat kata itu adalah "Aku akan selalu cinta"
Ke Lima :
dari diam yang tak berkecukupan.
ada yang memberontak
rupanya pikiran kita dan sang Hati .
kita senyumi mereka, memaklumi mereka
karena sisanya adalah sebuah kepastian
ke lima kata itu adalah "Mungkin suatu saat aku LUPA"
sudahlah, kita simpan Naskah indah ini
milik kita berdua .
dari percakapan yang berlangsung,
sejak mengawasi permainan kata-kata
kita telah menciptakan sebuah puisi berjudul LUPA
Tanpa disadari suatu saat nanti aku akan berhenti memikirkanmu
Saat itulah jantungku berhenti berdetak.
Mungkin suatu saat nanti aku akan melupakanmu
Mungkin saat itulah aku lupa bagaimana cara untuk bernafas.
Bilapun kau harus pergi dari ingatanku, itu karena Tuhan yang mengambilnya.
Ingatanku tentang mu selalu ada dibumi
Khayalanku akan dirimu seterang matahari
Bayanganmu selalu ada pada bulan
Kita adalah sebuah galaksi
Bila satu terlepas, maka berakhirlah semuanya
karena matahari menyisihkan waktu untuk bergeser kebelahan bumi tempatku berpijak ini, Maka Bila malam tiba, aku dapat memandangi bulan, menikmati indah cahayanya.
Matahari tak akan berarti tanpa bumi
Matahari akan merasa dihargai karena adanya bumi
Matahari tau tujuannya bersiniar karena adanya bumi
Karena hanya bumilah planet yang menerima kehangatan matahari dengan tulus dan membiru.
Cinta kita layaknya udara yang menjelma oksigen. Bernafas dan berpikir.
Tanpanya, semua tak akan berarti, nafas ini dan pikirian ini.
Cinta kita layaknya udara yang menjelma oksigen, tak terlihat, tapi bisa kita rasakan. Tanpa disadari, kita membutuhkannya, untuk bernafas dan berpikir.
Post Comment
Post a Comment