Seumpanya aku sering ingin menulis sesuatu
ketika malam berfase menotok seluruh ucap
dingin dan diam bercampur di dalam gelas pikiran.
tapi aku tak tahu harus menulis apa
tak ada inspirasi yang menyala-nyala
tiba-tiba saja aksara demi aksara berdendang bak instrumen perkusi membrafoni,
yang ketika telapak menabuh jimbe, tersusunlah bait demi bait.
yang dikemudiani dengan goncangan egg shaker, demikianlah kata pun mulai tertata tanpa diminta
suling besi mengikuti alur irama, seperti air terjun yang jatuhnya selalu tak rapi, tapi hanyutlah sebuah makna diatas selebaran kertas bermotif kupu-kupu.
tapi tentang apa.
tulisan kadang jadi sejadi-jadinya saja
lengan tak berhenti memancing rasa untuk menumpah ruah kata.
hingga di pemberhentiannya
pada titik yang dipetik gitar accoustiq
pada koma yang digesek pada biola
mencipta lagi aksara baru, bergelayut dengan alunan yang sepoi sesepoi-sepoinya.
dan hingga semua bercampur
pada gelas kristal yang sexy, tinggi semampai, dan angkuh dengan keanggunannya.
sesiapa yang diseduhi maka bukanlah pembaca sembarang penikmat .
sesiapa yang diseduhi adalah pembaca penikmat alunan, bukan pada susunan
adalah pembaca penikmat hasil bunyi, bukan pada makna
adalah pembaca penikmat pose aksara, bukan pada barisan kata.
atau bahkan adalah pembaca penikmat wadah, gelas kristal sexy yang angkuh dengan keanggunan ... tak peduli bagaimana isinya, yang penting kemewahan pandangannya . hingga ia tertipu dengan lekukan kristal-kristal mengkilap itu yg kadang hanya berisi bait kosong yang pahit namun ia paham & tetap mampu menikmatinya.
Aku terus menulis bukan?
padahal tak pernah merasa jadinya sebuah tulisan adalah ketika tulisan itu dimulai... baru dimulai.. terus dimulai...
demikianlah tulisan ini jadi.
demikianlah cinta ini dimulai
demikianlah perih ini dimulai
demikianlah jenuh ini dimulai
demikianlah bahagia ini dimulai
demikianlah yang baru dimulai .
sementara semua instrumen
perkusi , gitar, dan biola
berubah nada, berubah aliran, berubah lantunan
tapi kisah baru dimulai
kian lama kian samar terdengar.
dan kertas bermotif kupu-kupu itu tak lagi bermotif kupu-kupu.
terbang membawa semua aksara.
#
ketika malam berfase menotok seluruh ucap
dingin dan diam bercampur di dalam gelas pikiran.
tapi aku tak tahu harus menulis apa
tak ada inspirasi yang menyala-nyala
tiba-tiba saja aksara demi aksara berdendang bak instrumen perkusi membrafoni,
yang ketika telapak menabuh jimbe, tersusunlah bait demi bait.
yang dikemudiani dengan goncangan egg shaker, demikianlah kata pun mulai tertata tanpa diminta
suling besi mengikuti alur irama, seperti air terjun yang jatuhnya selalu tak rapi, tapi hanyutlah sebuah makna diatas selebaran kertas bermotif kupu-kupu.
tapi tentang apa.
tulisan kadang jadi sejadi-jadinya saja
lengan tak berhenti memancing rasa untuk menumpah ruah kata.
hingga di pemberhentiannya
pada titik yang dipetik gitar accoustiq
pada koma yang digesek pada biola
mencipta lagi aksara baru, bergelayut dengan alunan yang sepoi sesepoi-sepoinya.
dan hingga semua bercampur
pada gelas kristal yang sexy, tinggi semampai, dan angkuh dengan keanggunannya.
sesiapa yang diseduhi maka bukanlah pembaca sembarang penikmat .
sesiapa yang diseduhi adalah pembaca penikmat alunan, bukan pada susunan
adalah pembaca penikmat hasil bunyi, bukan pada makna
adalah pembaca penikmat pose aksara, bukan pada barisan kata.
atau bahkan adalah pembaca penikmat wadah, gelas kristal sexy yang angkuh dengan keanggunan ... tak peduli bagaimana isinya, yang penting kemewahan pandangannya . hingga ia tertipu dengan lekukan kristal-kristal mengkilap itu yg kadang hanya berisi bait kosong yang pahit namun ia paham & tetap mampu menikmatinya.
Aku terus menulis bukan?
padahal tak pernah merasa jadinya sebuah tulisan adalah ketika tulisan itu dimulai... baru dimulai.. terus dimulai...
demikianlah tulisan ini jadi.
demikianlah cinta ini dimulai
demikianlah perih ini dimulai
demikianlah jenuh ini dimulai
demikianlah bahagia ini dimulai
demikianlah yang baru dimulai .
sementara semua instrumen
perkusi , gitar, dan biola
berubah nada, berubah aliran, berubah lantunan
tapi kisah baru dimulai
kian lama kian samar terdengar.
dan kertas bermotif kupu-kupu itu tak lagi bermotif kupu-kupu.
terbang membawa semua aksara.
#
Post Comment
Post a Comment