sore ini seorang teman seangkatanku menyapaku lewat chating... dia bercerita tentang persahabatan. bisa kita bayangkan betapa serunya membahas soal persahabatan di dunia ini. pertama asal muasalahnya tidak asing lagi bagi telinga kita mendengar kata sahabat itu. bagiku...
Teman adalah kaki,..
Teeman adalah tangan,…
Teman adalah mata
jika tangan sakit, kaki belum tentu ikut sakit
tapi sahabat adalah hati dan otak
menjaga hati dan pikiran
hati itu raja,
sedangkan anggota tubuh adalah pasukannya
jika rajanya baik, maka baik pula pasukannya
jika rajanya jahat, maka jahat pula pasukannya
persahabatan adalah satu hati dalam janji
tak bisa ditulis dan tak bisa di baca
tak akan terpisak karena jarak
tak akan berubah karena masa
dan yang paling penting tak akan sirna karena marah.
persahabatan itu sedetik di mata, selamanya di hati.
Aku punya banyak kisah tentang persahabatan, di tiap sekolah aku selalu punya sahabat, yah paling tidak jauh dari teman sebangku, atau teman dekat rumah, berbeda memang antara persahabatan dengan saudara kandung sendiri. entah apa bedanya padahal meski harusnya kita juga dekat dengan saudara kandung kita. rasanya tidak bebas... rasanya kalau dengan sahabat kita sendiri, kita merasa bebas dan ringan mengungkapkan apa saja tanpa rasa malu-malu. atau takut kena marah papa mama. karena kalau saudara kandung tukang lapor sih ehehhe...
Tidak akan ada persahabatan jika tidak ada kebebasan. Persahabatan menyukai udara bebas dan tidak terikat pada batas yang lurus dan sempit. Persahabatan akan berbicara dengan bebas dan bertindak dengan bebas juga; dan tidak akan menyakiti karena tidak ada yang perlu disakiti.
dalam hidupku, berganti sekolah berganti sahabat. dulu, sewaktu Sekolah Dasar hampir seluruh isi kelas menjadi sahabatku, mungkin karena faktor sekolah itu sekolah kompleks dan pembagian kelasnya menurut nomor rumah di kompleks tersebut, hehehe tetanggaku teman kelasku istilahnya, jadi dalam satu kelas tiap hari dan tiap waktu kita selalu bersama, saling tau kegemaran dan ketidak sukaan bersama. walau kadang saling ejek-mengejek sering membuat sakit hati dan pertengkaran yang berujung gak saling bicara selama seminggu (paling lama) setelahnya kembali lagi berbaur, bercanda dan bergurau bersama.
sampai kini aku masih ingat nama-nama sahabatku di kelas 6 SD Kartini-Tangerang JawaBarat itu,
ada Francia, cewek berbadan besar dan tinggi yang sering mengejek dan jijik-an sama sesuatu, apalagi kalau pelajaran olahraga dia paling tidak suka kena pasir atau tanah, termasuk rumput.
Ada Dina yang sehobby denganku, menggambar. kalau pelajaran menggambar, aku dan Dina selalu di kerumuni, kami pun sibuk membantu teman2 yang lain menggambar... dan bisa dibilang buku gambar yang dikumpul di meja guru adalah murni semua karya kami berdua hahah... tapi sepertinya Dina lebih gigih dan lebih mendalami bakatnya itu :) dia sering menjuarai lomba-lomba ketimbang aku .
Ada Guntur si kutu buku yang tampan dan lucu juga gagap, paling sering dikerjain pada saat jam istirahat, kita semua sering teriak, "Guuuuuuuuun... dipanggil sama ibu Kasturi....!!" spontan Guntur langsung mengehentikan aktivitasnya membaca buku lalu lari terbirit2 ke ruang guru, padahal tidak ada yang memanggilnya, ketika dia kembali di kelas semua menertawakannya dan dia bilang, "Awas ya kubalas nanti kalau lomba sepatu roda di kompleks" atau "Awas ya! saya tidak mau pinjamin bola volly saya sebentar sore!"
Ada Dito, cowok lembut dan murah senyum yang bercita-cita menjadi dokter, itu sebabnya dia terpilih jadi pengurus UKS kalau jam istirahat atau pada jam upacara dia sibuk di UKS.
Ada Geo, anak paling bodoh dan paling badun di kelas, sudah begitu tidak pernah tau malu, berali-kali di hukum masih juga melakukan kesalahan yang sama, di kompleks juga dia yang agaknya paling berkuasa, tapi baiknya dia itu melindungi kita semua.. kalau ada anak kompleks sebelah yang macam-macam kita semua pasti melapor pada Geo.
Dari kelas 1 sampai kelas 6 SD bersama mereka, banyak sekali cerita. tapi sayangnya hanya sampai di situ saja kebersamaanku dengan mereka, tatkala Papa harus pindah tugas ke Makassar. yang membuatku kaget dan haru adalah ketika waktu keberangkatanku mereka semua datang kerumah, membawa beberapa barang untuk kenang-kenangan perpisahan. mereka menyerahkannya sambil menangis, acara tangis menangis itu berlangsung berjam-jam... ummi dan tante saja sampai kaget, aku juga hampir marah pada papa, "Kenapa sih papa musti pindah tugas?? Qi masih pengen disini sama teman-teman qi..."
entah bagaimana ceritanya aku sudah ada saja langsung di Makassar, sehari sampai di Makassar tiap hari dapat interlokal dari mereka, yang paling sering itu Francia, dia paling sering menelpon bertanya kabar dan bertanya aku sedang apa dan masuk di SMP mana dan bagaimana model sekolahnya dia juga menyaranku untuk selalu tampil cantik (karena dulu aku agak tomboy dengan rambut pendek setelinga) hehehe... barangkali hampir seminggu 4-5 kali francia menelpon, mungkin juga karena faktor Francia ini berasal dari keluarga yang cukup mampu untuk membayar biaya interlokal pada waktu itu.
Surat-surat dari yang lain juga sering berdatangan, ketika tiap pulang dari sekolah baruku, SMP negeri 5 Makassar, papa selalu mengantarkan surat-surat yang amplopnya lucu-lucu ke meja belajarku, dari Geo yang masuk di SMP sama dengan Dito, dari Dina yang masuk sekola asrama, Guntur yang dapat beasiswa di SMP unggulan, dia yang paling alim diantara yang lain, isi suratnya tak pernah nihil ucapan assalamualaikum wr.wb itu, kalau yang lain langsung saja to the point. hihihi ...
waktu berlalu ...
Aku sudah semakin sibuk mempersiapkan ulangan, lagipula teman SMP ku juga ada, aku juga menemukan sahabat baru, teman sebangkuku di kelas, sama seperti mereka dulu namun berbeda, tidak semua disini bisa dijadikan sahabat.. aku mengakui merindukan sahabat ku sewaktu di Tangerang sana, namun tak bisa dipungkiri suatu hari, kita dipertemukan oleh waktu.. entah berapa lama kemudian, kita menjadi sahabat.. dan kemudian menjadi sebuah persahabatan yang indah dan tulus..tawa, canda, air mata, telah menghias persahabatan kita.. Namun suatu ketika, waktu terpaksa memisahkan kita.. tak bisa bercanda dan tertawa seperti waktu itu.. Tapi ingatlah akan hari waktu kita bersama.. Janganlah sedih dan berputus asa.
Jujur aku tidak pernah punya kisah tragis dengan sahabat-sahabatku, ya walau memang ada banyak kesalahpahaman diantara kita semua, namun Segala yang terjadi dalam hidup ini, akan terus terukir untuk selamanya,, tak akan hilang dimakan waktu, termasuk persahabatan kita..
Segala suka duka telah kita lalui bersama pada waktu itu.. Tidak bisa dilupakan begitu saja oleh sebuah perpisahan.. Karena sahabat yang sejati tak akan lupa akan semua pengalamannya waktu bersama.. Persahabatan akan selalu memaafkan dan melupakan kesalahan, Persahabatan benar-benar menyatu dalam jiwa, dia bersimpati terhadap apa saja. Seseorang tak akan bahagia tanpa yang lain, salah satu tidak bisa sedih sendirian.
Jika mereka bisa bertukar tempat, maka satu orang akan menggantikan yang lain utntuk merasakan penderitaan seperti bila ada kebahagian, mereka akan merasakannya bersama, keduanya berusaha menyenangkan satu sama lain.
***