Assalamualaikum wr.wb
Kamis kemarin tiba di Makassar, masih ada suami yang menemani sampai hari minggu, dan kemudian suami balik lagi ke Jakarta. tinggallah saya dan babyZAM di Makassar. kembali lagi kami menjalani Long Distance Marriage (LDM) sampai waktu yang belum ditentukan lagi kapannya bisa bersua kembali, mungkin bulan depan, sebulan seminggu kemudian, atau bahan sampai duabulan kemudian lagi baru bisa bertemu. dan itupun pasti hanya sebentar, paling lama seminggu. suami gak bisa terlalu lama ambil cuti karena cutinya disimpan untuk bulan Mei nanti saat saya proses lahiran putra kedua kami (insyaAllah) juga karena kerjaan suami makin padat, jadi agak susah curi-curi waktu libur atau waktu offduty nya. memang ini bukan pertamakalinya kami menjalani LDM.
tahun lalu setelah menikah, meski kami sempat liburan bareng selama sebulan, saya dan suami menjalani LDM karena tempat tugas suami di Jakarta. saya belum bisa ikut karena waktu itu masih berstatus sebagai karyawan. berpikir sih untuk resign dan ikut suami ke Jakarta tapi di Jakarta, suami masih tinggal kosan belum dapat rumah. alasan keduanya saya alhamdulillah langsung diberikan amanah untuk mengandung. nah karena hamil itulah saya jadinya resign dikantor yang dulu. sempat juga nemani suami di Jakarta selama menjalani masa kehamilan diusia tiga bulan dan enam bulan kembali ke Makassar untuk lahiran. saat lahiran pun suami tidak sempat mendampingi, nanti esoknya baru suami datang karena proses lahiran juga diluar prediksi kami. bagaimana rasanya LDM ?
huaaahhh... jangan tanya pertanyaan itu susah jawabnya. rasanya...? rasanya susah diungkapkan. mau menuliskannya di blog juga entah bagaimana. tulisan ini saja gak karuan karena saya sempat lama tidak menulis-nulis, paling cuma sekedar membuat caption saja. yang jelas LDM itu menguras hati. dan itu nasib. iya nasib! kalau diminta memilih kami sudah lama memilih untuk hidup bersama-sama, mandiri berkeluarga sejak awal menikah. tapi karena fase kehidupan itu berproses dan bertahap makanya ada yang namanya "menunggu sampai indah pada waktunya" :)
empat bulan sempat bersama tinggal di Jakarta. sampai akhirnya harus kembali lagi ke Makassar (alasannya ada di postingan saya yang lalu lalu) dan LDM kali ini terasa berbeda dengan yang dulu :( lebih banyak hal yang dirindukan. kebersamaan kami dirumah, dan kali ini sudah ada babyZAM ditengah-tengah kami menjalani LDM dan calon adiknya yang saya kandung .. terenyuh hati ...
sebiasanya tiap pagi bangun tidur saya sudah bisa menyaksikan babyZAM dan ayahnya bermain di kasur, kadang juga membangunkan saya. kami bertiga bercengkrama, bernyanyi-nyanyi dan bercanda sampai babyZAM tertawa terkekeh karena ulah ayahnya yang menciumnya. aktifitas pagi membuatkan teh untuk ayahZAM sebelum berangkat ke kantor, peluk dan cium untuk berpamitan kekantor, menunggunya pulang dan menyiapkan makanan. melihat ayahZAM menggendong dan mengayun-ayun babyZAM. nonton bareng, atau jalan-jalan bersama ke mall terdekat dirumah, sholat berjamaah, mendengarkan ayahZAM mengaji. sebelum tidur berdiskusi tentang apa saja, termasuk tentang finansial dan masa depan keluarga kecil kami, merencakanan segala persiapannya. pun membicarakan tentang calon adik babyZAM dan banyak lagi.
kesemuanya itulah kebersamaan di tiap hari selama empat bulan, semua itu yang saya rindukan. meski dibilang "kan ada telppn dan video call" ya jelas lah berbeda kalau bisa saling memandang langsung dan menyentuh hehe. kadang sambil bercanda sambil berdiskusi saya suka sambil mencubit atau memukul manja ke suami, atau mendorong-dorong punggungnya untuk menyuruhnya mandi, menarik-narik lengannya yang kekar untuk memintanya segera bangun, menggaruk kepalanya, mengacak-acak rambutnya yang belum rapi, mengorek-ngorek jenggutnya. dan banyak lagi.
kadang, kalau menatap mata babyZAM, dalam hati saya berujar "rindu ayah ya nak...?" disini memang banyak orang, ada nenek, tante, om dan kakek,.. tapi tak ada yang menyamai hangat tangan dan kuatnya lengan ayahmu ya nak.. nafas dan doa-doanya untukmu juga ketika menjelang tidur ya nak.. juga saya biasa mengelus si babybump yang udah 26 minggu, pasti juga rindu sentuhan tangan dan suara ayahnya serta kecupan kecupan kecil yang dilayangkan untukmu.
iya Rindu ...
aaaaahh,, sudah ah menuliskannya, ga sanggup! soalnya sambil menulis ini sambil saya membayangkan kebersamaan kami, sambil nangis pun karena rinduu.. cengeng yaakk!!! huhuhu iya sih saya termasuk orang yang gampang nangis. hiks... udahan ah nulisnya.. nanti tambah menjadi-jadi pula keresahan hati ini. hehehhehe..
Allah yang maha menyayangi adalah tempat mengadukan rasa dan rindu itu. Sungguh Dia adalah sebaik-baik tempat mengadu. Kekuatan Allah ada di atas segalanya, begitu mudah bila Ia menghendaki, apapun itu! Ia mengubah malam menjadi siang dan sebaliknya siang menjadi malam. Ia menjadikan hidup dari yang mati dan menjadikan mati setelah hidup. Yakinlah, Allah bersama orang-orang yang sabar.
Post Comment
Post a Comment