Assalamualaikum wr.wb.
beberapa minggu lalu saya sempat melihat informasi di group facebook IIDN Makassar tentang Gramedia yang punya event talkshow bersama para penulis Makassar. dan Para penulis IIDN Makassar termasuk didalamnya, kabarnya IIDN akan diberi kesempatan untuk mengisi talkshow Sharing kepenulisan di Gramedia Mall Ratu Indah. dan rupanya waktunya adalah hari Sabtu kemarin :D informasi mengenai waktunya juga baru saya lihat di blog, sehari sebelumnya dan langsung niat pengen hadir, sekaligus berkenalan dengan member IIDN Makassar (pernah ada kopdarnya tapi sy tidak sempat hadir.)
Luar biasa sekali ya, para penulis Makassar yang karya bukunya/novelnya sudah di terbitkan dan dipajang di gramedia. jaman SMA saya pernah bercita-cita ingin menulis novel juga, di world2007 dulu, dalam satu folder banyak cerpen yang saya buat dengan imajinasi anak remaja saat itu haha. tapi semenjak insiden CPU saya rusak dan semua data tidak bisa dikembalikan, semangat saya untuk menulis dan membuat novel hingga berangan-angan menerbitkannya jadi sebuah buku... ikut LENYAP juga hiks.hiks.. buku-buku yang terpajang di Rak Gramedia Mall Ratu Indah ini yang mengingatkan saya kembali akan kenangan itu. hiks.. hehehe.. lanjut....
siang itu acara dijadwalkan mulai jam 13, saya tiba di lokasi jam 14 (kebiasaan ngaret) janjian dengan kak +Ida Basarang (yang ngajak join ke IIDN) setibanya disana sudah ada tiga penulis yang sedang berbincang dengan para hadirin. dan saya dipersilahkan duduk didepan sama kak Ida, kebetulan ada kursi kosong.
Saat itu obrolan yang sedang berlangsung mengenai buku karya Kak Arniyati Shaleh, yang berjudul "Boneka Kuntilanak" yup genrenya horor, ada tiga cerita didalamnya. Kak Arniyati menjelaskan tentang proses dia menulis buku horor. Beliau bilang buku ini menuai kontroversi juga, katanya banyak yang memandang tidak layak terbit, sampai kak Aryanita di sodorkan ayat/hadits oleh beberapa pihak mengenai bukunya yang bergenre horor ini. Tapi kak Aryanita tidak pantang mundur, beliau tetap semangat mengajukannya ke penerbit dan toh kini ada di rak buku Gramedia :)
selanjutnya yang saya simak kemudian adalah jawaban-jawaban ke tiga penulis IIDN Makasaar terhadap pertayaan para audience. Ada seorang audience bertanya tentang Royaliti yang didapatkan para penulis, katanya :
"apa sih tipsnya agar royality penulis itu memuaskan?"
"bersabar...."
Kata kak Umma Azura sambil tersenyum. Hehe kata kak Umma Azura, penulis buku "Berpikir Positif" ini, menjadi seorang penulis itu niatnya jangan karena mengharapkan royaliti besar. Karena royaliti penulis itu biasanya diberikan setiap 6 bulan setelah buku terbit. Kenapa lama? Karena proses pihak penerbit untuk mengetahui seberapa laku kah buku kita? Dan proses penghitungan juga terhadap berapa persen royaliti yg berhak penulis dapatkan. Berbeda lagi kalau kita menerbitkan kemudian menjualnya sendiri, jadi bisa tau berapa penghasilan dari situ. Jadi biarlah royaliti itu menjadi suprise bagi si penulis itu. Kalau kita menulis mengharap royaliti, royaliti tidak kunjung datang, otomatis semangat menulis kita akan menyusut sepanjang penantian itu. Hihihi. Jadi niat penulis menerbitkan bukunya bukan untuk royaliti ya teman-teman, tapi untuk mendapatkan apresiasi masyarakat terhadap karya kita.
Hampir sama juga dengan tanggapan kak Umma Azura, penulis buku "Merajut Benang Cahaya", Diena Rifa'ah menambahkan kalau ada banyak hal yang tidak ternilai dengan royaliti bagi seorang penulis yang menerbitkan buku. pada dasarnya pekerjaan menulis itu bukan suatu pekerjaan yang bisa kita kerjakan sambil berleyeh-leyeh atau bermalas-malasan. harus rajin membaca juga, harus banyak punya referensi. pada awalnya memang kalau mau menulis tinggal menulis saja, tidak perlu memperhatikan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), tidak perlu memperhatikan logika berbahasa, pembendaharaan kata dan lain sebagainya,
DIENA ARRIFA'AH as a NARASUMBER : PENULIS BUKU MERAJUT BENANG CAHAYA |
tapi untuk berikutnya untuk belajar tetap kita harus belajar tentang tekhnis menulis bagaimana, tetap kita harus megupayakan input diri kita agar supaya tulisan yang kita tulis bisa lebih berkualitas. dan kata Diena lagi, dia sebagai penulis baru, sering menerima email dan message dari orang yang belum pernah dikenal, dengan isinya "tulisannya bagus, bukunya bagus, saya mendapatkan sesuatu yg bermanfaat dari buku anda..." itu sudah menjadi kesenangan tersendiri yang tak ternilai sama dengan jumlah royaliti atau honor yang akan didapatkan nanti.
ihihi benar juga ya. menjadi Penulis itu niatnya jangan mau dapat honor, tapi niatkan untuk memberikan atau membagikan suatu pengetahuan atau menulis agar oranglain mendapatkan manfaat dari tulisan kita. saya dulu juga sempat bertanya-tanya, apakah menerbitkan buku itu banyak honornya tidak ya? pengeluaran kita terganti tidak ya nanti ? tapi ternyata ada yang jauh lebih penting dari itu dan jauh lebih memuaskan, yaitu niatnya. agar semangat menulis kita tetap bertahan jauhkan niat menulis buat dapat honor.
pertanyaan selanjutnya dari seorang Guru Bahasa Indonesia di SMA Nasional Makassar, Ibu Abby Onety yang hari itu mengajak beberapa siswa siswinya yang tergabung dalam komunitas atau kegiatan ekstrakulikuler sekolahnya di bidang Jurnalistik. Ibu Abby bertanya tentang :
Apa sih Kiat-kiat agar anak-anak sekolah rajin menulis?
diluar dugaan saya, ternyata siswa-siswi SMA Nasional yang hadir sebagai audience di acara ini, ditugaskan untuk meliput acara ini dan kemudian harus di tuangkan ke BLOG nya masing-masing. wah keren ya ibu gurunya, blogger juga hehehehe... jadi setiap siswa siswi sekarang wajib punya blog untuk melatih kegiatan menulisnya. saya pun melihat antusias beberapa siswi SMA yang duduk disamping saya, mencatat dan merekam, serta memfoto sepanjang sesi talkshow kepenulisan ini. dan sememangnya ke tiga penulis ini menerbitkan buku berawal dari kesuksesannya nge Blog, dan menjadi kontributor di beberapa media online.
Dari Diena Arifa'ah :
membentuk komunitas, bergabung bersama dengan kawan-kawa yang memiliki minat dan semangat yang sama. saling memberi saran agar tulisan berkualitas. harus memiliki rasa percaya diri terhadap tulisan sendiri untuk dikirimkan ke penerbit atau media online. karena tulisan bisa disebut selesai apabila tulisan itu sudah dikirimkan ke penerbit atau media dengan tujuan orang lain membacanya.
Dari Ibu Arniyati Shaleh :
Walaupun kita tidak berminat menjadi seorang penulis, tapi Ilmu menulis itu perlu dicanangkan sejak dini. apalagi sebagai pelajar. menyusun laporan, membuat essai, sampai skripsi dan thesis pastilah perlu ilmu menulis. jadi sebaiknya membiasakan agar anak-anak rajin menulis. dimulai dari mengajaknya rajin membaca. karena dari rajin membaca itu akan timbul sendiri keinginan untuk membiasakan menulis.
Dari Kak Mugniar :
Pernah membaca buku seorang Profesor dari Korea, judulnya : Time Of Your Life, dikatakan bahwa, Apapun bidang pekerjaan kita, harus belajar menulis. menulis itu menstruktur apa yang ada dalam pikiran kita, karena semua profesi itu diharuskan berkomunikasi dengan orang lain. dengan terbiasanya kita menulis, logika kita lebih terlatih untuk menyampaikan pendapat kita ke oranglain. Nah memiliki blog untuk menuangkan apa yang ada dalam pikiran kita lewat tulisan adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk melatih kepenulisan kita. luangkan lah waktu untuk sehari membuat satu postingan di blog.
KAK MUGNIAR as a MODERATOR |
kak Mugniar adalah salah satu blogger aktif di Makassar, yang dalam sehari bisa membuat 5 tulisan hanya dengan melihat keadaan sekitar yang terjadi dikesehariannya. beliau ini adalah penginsirasi saya juga untuk lebih giat menulis di blog. hhehee :)
Tak terasa waktu sudah hampir habis, tim IIDN hanya diberi waktu sampai jam 15.00 oleh pihak gramedia, tapi masih ada satu lagi pertanyaan yang diterima. dari seorang siswa SMA Nasional yang menghadiri acara ini, bertanya tentang "
Bahasa apa yang sebaiknya digunakan kalau kita menulis? bahasa sehari-hari atau bahasa yang sesuai dengan EYD?
Nah iyaaa ya, saya juga biasa bingung kalau soal "yang sebaiknya digunakan" karena ada juga beberapa buku, lebih tepatnya Novel yang saya baca itu menggunakan logat "elo-gue" dan bahasa-bahasa betawi kekinian :D dijelaskan oleh Diena, tentang bahasa penulisan itu hanyalah soal kesepakatan dengan pembaca juga penerbitnya. seperti penulis tersohor Salim.A.fillah yang sekarang bahasa penulisannya banyak di gunakan para penulis lain padahal gaya tulisannya kalao dilihat dari EYD banyak yang tidak sesuai, tapi para pembaca paham dan penerbitnya mau menerima. yang penting tulisan kita komunikatif. karena jadi salah satu tugas penulis juga untuk membuat para pembaca paham akan apa yang disampaikan penulis itu sendiri.
itu tadi sharing terakhir sebelum acara di tutup dengan informasi kalau yang bertanya tadi dapat hadiah buku dari kak Umma Azzura, buku karyanya yang berjudul "Berpikir Positif" senanngnya........ bertanya, dapat jawabannya, motivasinya, plus bukunya. heheheh.... di akhir acara ga pernah kelupaan sesion foto-fotonya hehe.
FOTO BARENG KAK UMMA AZZURA & ARIFAH : mereka meminta agar wajah mereka di samarkan :) |
foto bareng dengan member-member IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) Makassar bersama tim Gramedia Mall Ratu Indah. dan... kenalkan juga kak Ida Basarang, yang pada akhirnya membawaku ke group IIDN ini, berawal lewat kenalan di member @UploadKompakan instagram, dan chit chat di sosial media LINE. terimakasih kak ida .... aslinya lebih cantik loh.. cheerfull orangnya. yuk foto kita, cheeeeeeersssss...
oh iya sharing kepenulisan ini baru sesion pertama loh, kata kak Mugniar akan ada dua sesion lagi, dan sesion berikutnya insyaaAllah akan dilaksanakan pada 11 April mendatang. Info tentang sesion selanjutnya bisa dilihat disini--> blog IIDN. sampai jumpa di event IIDN Makassar berikutnya semoga bisa hadir lagi dan bisa lebih lama cipika cipiki dan ngobrol-ngobrol barengnya ^_^
wassalam.
Post Comment
Post a Comment