Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulillah tanggal 18 oktober kemarin, tepat dua tahun sudah saya dan suami mengarungi bahtera rumah tangga. Masih seumur jagung memang :) tapi kami akan terus menjaga semangat kami untuk menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Aamiin.
Dua tahun pernikahan diberi langsugng dua jagoan yang lucu, lincah, dan menggemaskan kian harinya. Tentunya juga bikin kewalahan HAHA. saya mau Flash back kembali soal hijrah ikut suami ke tempatnya bertugas, di Jakarta. Awal November tahun lalu saya resmi di boyong ke Jakarta sama suami, dan bawa anak, juga dalam keadaan hamil anak kedua usianya masih 8 minggu sih.
Namun tidak sampai beberapa bulan, dari November ke Februari saat usia kandungan saya memasuki terimester kedua, saya di serang flu berat dan batuk kering yang membuat saya lemah letih lesu lunglai, sementara saya harus tetap kuat dan sehat untuk menjaga abangZAM juga yang lagi lincah-lincahnya waktu itu di usianya yang ke 7 bulan, sudah mulai makan, jadi harus juga siap membuatkan makanannya yang gak boleh telat, memang ada sepupu saya yang membantu menjaga, tapi sayanya berat mengurus diri sendiri, jadinya suami berpikiran agar kami kembali dulu ke Makassar, di sana banyak yang rawat.
Saya menelpon ummi, memintanya datang menjemput, karena suami tidak bisa mengantar, libur dan cutinya sudah habis T,T jadilah saya pulang ke Makassar bareng Ummi, Om, dan Sepupu. Alhasil saya dan suami kembali lagi LDR, seperti biasa sebulan sekali, suami yang ke Makassar. Saya di Makassar sampai menunggu waktu lahiran anak kedua. Bulan Mei 2015 anak kedua kami lahir di Makassar. Saat itu usia abangZAM 10 bulan 2 minggu ^,^"
Menunggu lagi sampai si dede berusia 3 bulan untuk bisa naik pesawat, timbullah problema antara saya dan papa ummi. "Gak usah bawa keduanya..." Saran mereka.
Jadi maksudnya saya harus pisah dengan abangZAM ?!
"Pipit (sepupu*) sudah ndak bisa lagi bantu nemani di Jakarta, dia sudah dapat kerjaan tawwa"
"Kamu saja sama dede Raja, dede anaknya tenang ji masih bisa kamu handle"
"Abang susah kamu jaga, ndak ada yang bisa ikut bantu jaga ke sana"
"Sekarang abang masa-masanya butuh pengawasan ketat, kamu sendirian di sana ndak bakalan sanggup."
"Kasian Ummi kalau pisah sama abang,"
"Ya namanya juga cucu pertama, biar neneknya yang rawat aja"
"Terlanjur na sukami di sini abang, ndak bisami pisah sama neneknya"
Itu berbagai komentar dan alasan yang ditujukan ke saya, Abang yang usianya setahun sebulan, sedang dalam masa senangnya belajar jalan, harus dipegang, di jaga, sementara dedenya juga sudah tiga bulan. Punya dua anak berbeda usia hanya 10 bulan, terasa seperti punya anak kembar. Banyak keluarga yang menyarankan untuk meninggalkan abangZAM sama neneknya saja, sampai papa bermohon dan harus bilang, "Kalau kamu mau liat papa sama ummi menderita, bawa mi paeng anakmu semua, kau ji di kasihan nak, ndak ada yang bantuiko disana."
Saya harus ke Jakarta, harus ikut suami, nemani dia di sana. Masa sudah setahun belum juga total nemani suami di perantauan. Istri harus ikut suami. Meskipun suami orangnya pengertian bukan berarti saya menyepelekan hal ini, sebab impian besar kami adalah berkumpul bersama keluarga kecil kami. Sesak juga dengar kalau suami BBM/telpon dan bilang, "Rinduku abang sama dede...." pulang kantor harusnya dia berhak melihat anak istrinya menyambutnya di rumah kan? Pemberian terindah istri setiap suami pulang kantor adalah sambutannya.
Dengan alasan itu dan juga dengan menjaga perasaan papa dan ummi, akhirnya saya berangkat ke Jakarta bersama dede. Di jakarta, bertiga, dede, saya dan suami. Abang saya tinggal :( tapi dengan syarat kalau sudah lebaran Haji, abang diantar jalan-jalan ke Jakarta sama ummi. Perasaan saya gimana?
Nangis China !
Nangis yang sampai bikin mata sepet, kecicip gitu karena bengkak. Dan sementara itu komentar orang tentang saya yang TEGAAN mau aja ninggalin abangZAM sama neneknya, juga pada SOK TAU, saya jadi sensitif dan... ah ... pokoknya saya gak pernah nanggepin dan menjelaskan alasan sebenarnya. Sebodo teuing sama orang kepo pun sok tau. Saya juga gak mau bahas di sini apa-apa aaja komentarnya. Maless!! UGH!
Untunglah yang awalnya saya berpikir bagaimana nanti saya menjalani hari tanpa abangZAM, saya pelan-pelan menerima, ini kali pertama saya pisah berhari-hari sama anak sendiri. Masih ada Dede Raja yang mengalihkan perhatian saya, saya harus menjaga dan merawat dede Raja, kalau suami sudah kekantor, tinggal kami berdua di rumah. Setiap hari video call orang rumah di Makassar, Papa dan umm juga setiap saat melaporkan perkembangan abangzam.
Sesak saya berlanjut lagi, abangZAM gak bisa diajak ke Jakarta sama neneknya, karena neneknya sakit. Sementara saya sudah gakl sabar mau ketemu abangzam, meghitung hari sejak saya pergi ninggalin abangzam, tapi pas hari H rencana datangnya malah di batalkan. Saya izin sama suami untuk pulang ke Makassar jemput abangzam. Alhamdulillah di Izinkan. Meski agak tidak enak, karena baru dua bulan di Jakarta mau pulang lagi, tapi ini untuk jemput abangZAM, "Sayang... saya ke Makassar dulu dua mingguan, jemput abang, buat bawakan ki abang ke sini."
Nah sekarang, abangzam sudah di Jakarta, alhamdulillahnya, sudha ada sepupu yan bisa di ajak ke Jakarta nemani saya menjaga abang dan dede. Tepat di bulan OKTOBER akhirnya kami berkumpul bersama, berempat, keluarga kecilku.
MasyaAllah ... Alhamdulillah ...
selang tiga hari kami di Jakarta, ada berita gembira datang dari kantor suami, Mutasi ke Makassar!!! Alhamdulillah, ini impian suami saya banget, bisa mutasi ke Makassar, pulang kampung setelah sejak 2006 merantau di kota orang. Haru...
Allah maha baik kepada keluarga kami, apa mungkin ini buah kesabaran kami, keihklasan kami dalam menerima setiap keadaan yang Allah ujikan, mulai dari LDR, sampai harus pisah sama anak sendiri. Akhirnya Allah menyatukan kami sekeluarga di kampung keluarga sendiri, Makassar.
Benarlah Allah memberikan rizki pada tiap keluarga, terutama pada keluarga yang pandai bersyukur dan merasa cukup. Tidak berkeluh kesah dan menggerutu dalam setiap keadaan yang dihadapi, sekecil apapun nikmat yang mereka dapat, mereka percaya bahwa Allah akan menambahkan nikmat pada hamba-Nya yang pandai bersyukur dan merasa cukup. Alhamdulillah ^_^
Wassalam, Z.A.M's Family
Zilqiah Angraini & Mardiansyah
Zayyidan Ali Mannaba
Zahin Alfatih Maraja
2 tahun 2 anak yang lucu...Baarokalloh mbak^^
ReplyDeletehappy anniversary mba:)
ReplyDeletewah, tanggal anniv kita deketan Mak. kami tgl 13 okt. tahun ini tahun kedua juga.
ReplyDeletesuami saya waktu usia 1 tahun juga 'diculik' sama kakek neneknya ke Kuningan. kakek neneknya jg maksa utk mengasuhnya. pdhl ortunya tinggal di Bandung. ibu mertuaku jg cerita waktu itu dia sering nangis. aku bs bayangin sih perasaannya..
suamiku diasuh kakek neneknya sampai lulus SMP Mak..
Terharu bacanya, kebayang repotnya punya dua jagoan kecil di perantauan. Tapi karena sabar akhirnya berbuah manis juga. Happy anniversary ya mamazam n suami...
ReplyDeleteYa Alloh akhirnya,, dimutasi ke makkasar pasti seneng banget mbak qiah.. Alloh memang sebaik-baik penolong :)
ReplyDeletesenangnya bisa berkumpul bersama keluarga mbak :)
ReplyDelete"nangis china" lamanya mhe baru ku dengar kembali itu istilah kodong :)aaah jadi kangen makassar lagi :(
btw salam kenal yah mbak qiah :)
senengnya mendengar ceritanya, pasti seneng ya ditemani 3 jagoan nantinya..ayah dan 2 anaknya :)
ReplyDelete@HM Zwan: iya mbak alhamdulillah.. shukran mba syg, barakallah juga untuk keluarga mbak Hana yaa :*
ReplyDelete@Kania Ningsih: makasihh mbak kania ^_^
ReplyDelete@Sintamilia Rachmawati: wah lama juga mak ya suaminya sama nenenknya sampe SMP, aku nya apa tuh ga tahan T,T mau sama anak2 terus tapi kasian juga neneknya jd sedih kangen dgn cucunya.
ReplyDelete@ratna dewi: benar alhamdulillah mbak, bersyukur maish ada keluarga yg bisa siap membantu menjaga dan mendidik anak kita..
ReplyDelete@Tetty Hermawati: iya mbak tetty akhirnyaaaaaaaa,,,MasyaAllah
ReplyDelete@Irawati Hamid: iya kalau abis nangis kayak orang china hahahah apa dih... hihihi
ReplyDeletesalam kenal kembali say ^^
@Dwi Puspita: alhamdulillah mbak dwi,.. ^___^ rasanya lega
ReplyDeleteBarakallah...happy anniversary ya Mam...samawara selamanya, bersama jagoan2 tercinta..
ReplyDeleteInsyaAllah aamiin makasih mbak ikaaa.. :*
DeleteYeayy... pastinya senang banget pas dpt mutasi yah...
ReplyDeleteHappy anniversary juga... :-)
Meninggalkan jejak :)
ReplyDeleteBtw, misuanya orang keuangan ya mbake (lihat logo di topinya)
@Matris Londa: bangett mbakk , heheh terimakasih yaa
ReplyDelete@nunu amir: hehe iya betul kak nunu, kak nunu juga org keuangan ya dirjen apa? pajak ? suamiku Beacukai
ReplyDeleteWahhhh selamat Anniversary Qiah ^^
ReplyDeleteyeay jadi kalo ada kumpul blogger ada terus meki di ^^
Alhamdulillah ya...bisa kumpul bersama lagi
ReplyDeleteI'm really glad to be provided with an absolutely authentic and original post! You're so smart in this field.
ReplyDeleteThis is a rather interesting article that helped me understand quite a few important things to realize that my wound lacked experience.
ReplyDelete