Assalamualaikum wr.wb
Sebulan yang lalu, waktu masih di Jakarta, group LINE blogger Makassar nyebar undangan untik 10 orang yang bisa menghadiri Festival KTI 2015 namanya. Saya membaca konten acaranya, yang katanya diacaranya nanti akan ada pameran inovasi dari berbagai daerah Indonesia Timur, ada juga para inspirator inovatif dari Indonesia Timur, pertunjukan seni dan budaya yang khas Indonesia Timur dan tentu saja beragam kulinernya juga. Menarik skali kan yaaa.. saya tuh selalu suka kalau ada seni & budaya, juga kuliner. Sebelumnya saya gak kebagian undangan, kan cuma 10 orang dan sudah closing list di group. Tapi alhamdulillah akhirnya bisa juga masuk list, ada teman blogger yang katanya berhalangan hadir dan saya bisa gantikan posisinya, hehehehey.
Jadi, empat hari setelah saya tiba di Makassar, hari pertama festival ini diadakan, 17 november kemarin, saya hadir sebagai peserta Festival Forum Kawasan Timur Indonesia 2015 yang diselenggarakan di Hotel Aston lantai 18. Ada rundown acara, dan itu mulainya jam 08.00 registrasi, eww saya gak bisa dong ya datang sepagi itu, maklum emak-emak kalau pagi itu adalah jam hectic, ngurus anak-anak dan suami hohoho. Tapi ternyata acara baru mulai jam 10an, saya tiba jam 11an :D
Pas masuk di ruangan, suasana no lamp, peserta sedang khidmat menonton sebuah slide foto tentang kehidupan di negeri Timur yang sering terlupakan. Setelahnya, seorang wanita berbadan sedikit tambun, naik ke panggung. Dia memakai rompi orange seperti yang biasa tim SAR pakai. Ternyata benar, Ibu yang berasal dari kaki Rinjani yang nun jauh di sana, yang dimana tempat itu sering sekali terkena bencana. Mulai dari gempa bumi, gunung meletus, angin puting beliung, banjir dan tanah longsor. Warga Lombok sudah terbiasa dengan bencana tersebut katanya. Dan mereka tidak perlu menunggu bantuan pemerintah, penanggulangan bencana alam dimulai dari keharusan setiap warga untuk bergerak menjadi pribadi yang kuat, terutama kaum ibu-ibu-nya tidak boleh kalah dengan kaum Bapak-bapak dalam menanggulangi bencana alam yang terjadi.
PokoknyaMereka hadir dari berbagai wilayah di tanah air untuk membagi pengalaman dan inspirasi apa yang telah dilakukan untuk perubahan dan kemajuan di daerahnya. Pengalaman yang dibagi selanjutnya adalah tentang kisah rumah tunggu yang membantu dan menyelamatkan ibu-ibu hamil di Maluku Tenggara Barat.
Seorang Dokter naik ke atas panggung, seketika saya tercengang ketika, dokter Juliana Chaterina Rantuanak, berkata pelan "Maluku bagian Utara adalah tempat yg sangat jauh bukan? Akses kesana sangatlah terbatas, sehingga... Banyak ibu hamil yang lebih memilih mati."
Ya Rabb, sedih sekali rasanya membayangkannya, ketika kita semua di sini, di Kota yang terpenuhi segala kebutuhannya, hamil merupakan hal terindah yang sangat didambakan setiap perempuan, dan menjelang kelahiran adalah waktu yang sangat dinantikan. Berbeda dengan perempuan di Maluku sana, yang menganggap kehamilan dan proses melahirkan adalah bencana, kesusahan mendapat dokter dan kelahiran yang layak untuk bayinya. Karena itukah mereka lebih memilih mati?
"Kami, ada untuk menekan jumlah kematian ibu dan anak tiap tahunnya. Tahun 2012 ada ratusan angka kematian, dengan pengupayaan kehadiran rumah tunggu ini, ditahun berikutnya, angka kematian menjadi NOL!!!" terang dokter Juliana.
Tepukan tangan seantero ballroom menggelegar, dan terang sekali suasana haru terasa, di samping kiri kanan tempat duduk saya juga seorang ibu.
Rumah Tunggu Kelahiran adalah suatu tempat atau ruangan yang berada di dekat Poskesdes, Puskesmas, rumah sakit yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi ibu hamil dan pendampingnya (suami/kader/keluarga) selama beberapa hari sebelum saat persalinan tiba dan beberapa hari setelah bersalin. Sasaran Rumah Tunggu Kelahiran diutamakan adalah ibu hamil yang berasal dari daerah dengan akses sulit yang memiliki faktor risiko atau risiko tinggi.
Rumah Tunggu Kelahiran dapat berupa rumah atau ruangan yang merupakan bagian dari rumah atau bangunan lain. Rumah Tunggu Kelahiran dapat juga dipilih dari rumah keluarga atau kerabat ibu hamil, asalkan jaraknya dekat dengan fasyankes serta memiliki akses dan transportasi mudah.
Dan Dokter Juliana Chaterina Rantuanak lah yang menjadi pioneer adanya rumah tunggu ini, puskesmasnya bisa melakukan operasi caesar, ibu hamil dan bayinya terselamatkan.
Daripada menunggu pemerintah membuat keputusan, lebih baik mari bergerak membantu dokter hitam manis itu untuk terus mengembangkan dan mengoptimalkanrumah tunggu-nya di pelosok-pelosok negeri, agar angka kematian ibu hamil terus menjadi NOL!
Master Of Ceremony, mbak Luna Vidya. Saya nge fans sekali dengan beliau, seorang monologers, pembaca puisi dan penyuka fotografi. Saya suka pembayaannya yang humoris dan ramah. Kak Luna Vidya sudah memberitahu jadwal ISHOMA, semua peserta diarahkan ke lantai 17 untuk makan siang. Di lantai 17 ternyata sedang berlangsung juga pameran produk-produk dan kuliner dari berbagai daerah di Kawasan indonesia Timur.
Saya penasaran, kan festival ini sudah dua kali diadakan, siapa ya penyelenggaranya? Ternyata penyelenggaranya itu BAKTI.
BAKTI adalah bagian dari unit pertukaran pengetahuan Support Office for Eastern Indonesia (SOfEI) yang berdiri tahun 2004. SOfEI adalah proyek multi donor yang diadministrasi oleh Bank Dunia.
BaKTI awalnya dibuat sebagai bank pengetahuan dan sumber informasi publik untuk pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Seperti diketahui bersama, KTI selalu menjadi target inisiatif pembangunan baik dari internasional, nasional dan lokal sendiri hanya begitu banyak pengetahuan dan pembelajaran yang berharga tidak di daya gunakan dengan baik sebagai bagian rencana pembangunan yang akan datang.
BaKTI diciptakan untuk menyediakan platform dan alat tersebut untuk lembaga donor, pemerintah dan masyarakat untuk bisa mengakses informasi, menyimpannya, bertemu dan berdiskusi mengenai isu-isu pembangunan serta prioritas apa yang harus diambil agar bisa lebih mempengaruhi pengambilan keputusan dan lebih mendukung aktivitas pembangunan yang berbasis pengetahuan.
Keren yaaaa ada wadah seperti BaKTI. Selanjutnya yuk mari lihat suasana pameran Inovasi produk-produk unggulan dari berbagai Kawasan timur Indonesia.
Ada beberapa stand yang menarik perhatian saya, stand tentang Perempuan Mampu, perempuan anti korupsi, dan stand harapan beta.
Di pameran ini rupanya ada banyak buku juga loh, mulai dari buku catatan perjalanan para penulis profesional, buku fotografi, buku motivasi, dan lain sebagainya. Katanya Andy. F. Noya juga hadir di hari pertama ini, sayangnya saya tidak ikuti.
Saya memang datang sendirian ke festival ini, tapi sampai lokasi, bertemulah saya dengan para IIDN (Ibu-Ibu doyan Nulis) yang selama ini selalu jadi inspirasi saya untuk tetap menulis, menulis apa saja. Reportase, jurnal, dan semua yang disenangi. Sebagian dari IIDN ini juga emak blogger yang aktif. Dan tentunya saya juga ketemu dengan para blogger makassar angin mammiri. Meski bukan pertama kali kami kopi darat, tapi selalu ada yang anggotanya yang baru pertama jumpa, biasanya hanya interaksi di line group.
Terimakasih ya paccarita (sapaan untuk anggota anging mammiri) mantap tawwa anak-anaka foto barengi hihihihehehe. Oiya kalian kalau mau membaca reportase lain dari festival ini silahkan lanjut kunjungi blog daeng ipul, atay kak Mugniar yang menuliskan reportase satu event ini dalam beberapa tulisan karena beliau mengikutinya sampai hari kedua. Juga di blog anak-anak pacca yang lain.
Waah saya ndak ikut foto2 sama tema2 blogger di' ... undangannya ada di grup LINE ternyata yah, saya baru tahu :)
ReplyDeleteUntung saya dapat undangannya di e-mail jadi bisa ikutan acara ini. :)
Oya .. Andy itu tampilnya menjelang sore, QIah sudah pulang?
Btw, Qiah ndak bawa kamera tapi tetap tonji bagus hasilnya. HP-nya keren berarti nih :)
@Mugniar Marakarma: iyaa kak sudah pulang pas abis ISHOMA hahahwkwkw ... main kabur aja ya saya :p
ReplyDeleteSemoga angka kelahiran di maluku utara sana akan terus 0 sekarang dan nanti. Bersyukur banget kita tinggal di daerah penuh fasilitas ya mbak
ReplyDeleteIya mbak liya mksudnya angka kematian yaa... Hhe :)
DeleteBetul mbak harus banyak bersyukur memang.. Dan ikut membantu jg