Assalamualaikum wr.wb
Mau share nih pengalaman saya selama 2 tahun ini jadi ibu. Ya memang baru dua tahun sih ya hihihi blum banyak yang bisa saya share sebenarnya. Tapi ga apalah ya biar jadi mommy diary dulu huheueheheh.
Anak saya yang pertama, si Abangzam termasuk anak yang sangat aktif. Dia cenderung tidak bisa diam, selalu ingin mengeksplore semua yang ada di sekitarnya, sampai sempat bikin saya marah-marah karena kelakuannya, dia juga tantrum di tempat umum, kalau dilarang, dia akan teriak dan tetap melakukan apa yang dia inginkan. Bersyuur tantrumnya sudah bisa dikendalikan, beranjak 2 tahun dia mulai patuh kalau diberitahu.
“Bukan bodoh nak, tapi pintar… ndak boleh bilang bodoh nah!”
Sekarang jadinya kalau Abangzam dengar orang bilang “bodoh!” siapapun itu pasti dia tegur, “Bukan bodoh, pintarrr… ndak boleh bilang bodoh..”
Yup! Abangzam fasih ngomongnya, sejak 1 tahun 5 bulan dia sudah lancer mengucap 4-5 kata sambung. Dan dia senang bicara! Ajak dia bicara, dia bahagia :D hehehe
Dia tumbuh dengan membawa jiwanya sendiri, segala teori tentang “buah jatuh tak jauh dari pohonnya” sebenarnya tidak begitu saya canangkan, sebab saya tau kalau setiap anak memiliki kepintarannya masing-masing dan setiap anak punya kecerdasan yang berbeda-beda. Sebagai orangtua, saya harus berperan penting untuk mengetahui hal itu. Karena saya adalah pilar utama untuk mengembangkan bakat yang Abangzam punya.
Salah satu caranya adalah saya harus menyediakan anak saya dengan stimulasi yang tepat dan nutrisi untuk membuat nya unggul dalam potensi terbaik yang Abangzam punya, saya tidak perlu memaksa Abangzam untuk jadi seperti ini, seperti itu, seperti anaknya si ini, anaknya si itu.
Saya paling kesal kalau ada yang sering membanding-bandingkan anak satu dengan anak yang lainnya.
“Si A sudah jalan loh di usia sekian, kok si B belum ya?? Kok lama ya Si C baru bisa ngomong?”
Sayang sekali kalau orangtua harus terlena dengan omongan-omongan orang yang membandingkan tiap anak. Berkurang syukur kita terhadap si anak kalau musti memperhatikan perbandingan-perbandingan. Saya hanya melihat kelebihan apa yang menonjol dalam diri Abangzam. Tugas saya adalah terus memberinya nutrisi untuk kesehatannya, pilihan terbaik yang saya percayai untuk tumbuh kembangnya.
Saya tidak memaksa-maksa dia untuk bisa menghitung satu sampai 10, menghapal huruf hijaiyyah, semua itu dia lakukan atas keinginan dan rasa penasarannya sendiri, dan jika dia senang, hal itu akan diulanginya terus.
Di usia ke 2 tahun ini, abangzam dekat dengan hal-hal natural. Air, tanah, pasir, batu, dan kawan-kawannya semua dia suka. Dia tidak terlalu suka kalau diajak berlama-lama dalam mall, lebih senang kalau dia diajak ke pantai, bermain pasir pantai dan bermain air.
Abangzam juga cepat mengenal tentang palu, paku, kayu, gergaji, obeng, pokoknya tools construction dan otomotif lainnya.
Saya tidak harus melarang dia mendekati ataupun memegang alat-alat asli tersebut, saya hanya mengawasinya, takut kalau terlalu sering dilarang dia jadi anak yang tidak percaya diri. Saya baru berencana mau membelikannya mainan alat konstruksi biar aman :D hehehe Tentulah saya sebagai orangtua harus memfasilitasi bakatnya.
Yuk Momss.. Ajak anak percaya diri dengan bakat yang sedang ia kembangkan, sembari kita sebagai orangtua tetap harus memberinya nutrisi kesehatan.
Aku suka postingan ini. Setuju banget mbak. Aku sedih bgt ada orang tua yg sengaja ngomong kasar ke anak dan ngelarang ini itu. Anaknya tumbuh jadi anak penakut dan sekalinya ngomong kasar kan serem bgt ya ampun :(
ReplyDeletekaaakaa Putriii ^,^
Deleteiyaaa ka biasa kalo di acara2 gitu bawa anak, suka pda ngelarang dengan ngomong kasar, sbnrnya bs aja itu tanpa sengaja tapi tergantung kebiasaan lagi.. makanya doain ya mbak biar aku biasa untuk menahan ngomong kasar dan bentak2 anak. walaupun nahannya itu kadang bikin greget mmg hehee
Senangnya kalau punya anak aktif dan lincah, walopun ada sebagian orang yang anggap anak aktif itu nakal...
ReplyDeleteTapi mendingan gitu ya, daripada anak-anak yang pendiam, yang selalu ngekor orang tuanya. Orang pikirnya nih anak kalem dan penurut padahal sebenarnya takut lihat orang banyak! Hehe...
setuju kak Er, gak ada namanya anak nakal ya yang ada anak aktif.. ehehehe harus biasakan anak juga bersosialisasi dan mandiri sejak dini dii kak
DeleteSenang bacanya, Mbak Qiah. Di mana tempat favorit Abangzam di Makassar?
ReplyDeletemakaaasih mbak Vicky,.. abangzam suka main di halaman rumah neneknya soalnya di sana banyak tanah, batu, pasir dan kayu2 hahaha di rumahku gak ada tanah2an hihihi
Deletelagian kalau dilarang2 pasti anaknya sebel juga kali yaa
ReplyDeleteiyaaaa mbak, kalau dilarang biasanya ngelawan jadi harus bijak memang jadi ortu hihihi bismillah ya semoga aku bisa!
DeleteBener banget, Kak Qiah! Setiap anak itu unik. Punya karakter masing-masing, gak bisa dibandingin antara satu dengan yang lain.
ReplyDeletesiappp kak Ndyy ku sayang... :-**
DeletePinternya Abangzam, umur 2 tahun udah pandai sekali bicaranya. Memang setiap anak itu unik, yaaa.. Dan menjadi ibu itu pengalaman yang menakjubkan.
ReplyDeletethats right mbak syg , jadi ibu itu pengalaman menakjubkan heheh iya beda sama adiknya blm lancar ngomongnya tapi adiknya kuat dan pinter jugaa hihi
DeleteTerima kasih Kak Qiah. Meski saya masih berstatus sebagai mahasiswi, melalui tulisan kakak, pengetahuan saya mengenai tumbuh kembang anak-anak bertambah lagi. Soalnya saya sudah punya seorang keponakan perempuan (anak kakak saya). Dia sangat menyukai kegiatan corat-coret. Olehnya itu, setiap kali saya pulang ke kampung, saya selalu membawakan oleh-oleh berupa buku gambar atau buku mewarnai. Saya juga biasa memperhatikan, beberapa ibu sering melarang anak-anaknya melakukan banyak hal, tetapi mereka tidak memberikan alternatif lain yang bisa mengalihkan kegiatan anak-anaknya pada hal-hal yang lebih bermanfaat.
ReplyDeletenahhh itu benar syg, kita dukung aktifitas kesenangannya dengan beliin wadahnya heheeh, sy jg sbnrnya masih belajarrr .. harus semangat. smeoga nanti Lia bisa berkesempatan jadi Ibu yaaaa.
Delete