Halo apakabar semua
Semoga tetap ceria ya di weekend ini.
Awal bulan lalu saya menghadiri event kompas Edu Fair. Tapi ya baru saya post belakangan, soalnya entah kenapa akhir-akhir ini agak mager, apalagi menghadap komputer, kayak hilang semangat aja gitu (cariin si semangat dong hehehe) Well ya, Event tahunan yang diselenggarakan Dyandra Organizer di Kota Makassar ini diadakannya di Mall Ratu Indah. Tujuan saya kesana mau liat-liat pameran edukasi seperti sekolahan, tempat kursus, mainan stimulasi dan lain sebagainya. Saya juga sempat menyaksikan beragam lomba anak TK dan anak SD dalam bidang keterampilan seninya mereka, seperti menari, menyanyi.
Yang bikin saya takjub adalah lomba nyanyi anak TK yang pakai bahasa Inggris, keren bangedd mereka udah lincah gitu nyanyi lagi englishnya, saya jadi kebayang sama duozam nanti kalau mereka juga masuk TK trus nyanyi in english. Ahhhh excited sendiri pasti saya hihohoho.
Saya hampir beranjak dari depan panggung sebelum MC acara bilang kalau bakal ada talkshow parenting dari Ibu Kumala, pakar psikologi anak dari Yogyakarta. Huahh saya penasaran tentunya, sepertinya menarik untuk di simak tentang orangtua mengasuh dan mendapingi anak generasi Z.
Saya akhrinya searching tentang identias Bu Kumala ini, saya dapat dari Instagramnya @Kalyananda.Familythree dan ternyata Kalyananda merupakan lembaga konsultasi psikologi di bawah naungan PT. FamilyTree Indonesia, yang tenaga Ahli nya itu Psikolog Klinis: Kumala Windya Rochmani, M.Psi., yang hadir di atas panggung memukau para ayah dan ibu yang hadir saat itu.
Bu Kumala memulai dengan sebuah pertanyaan ke kami semua, Apa perubahan yang kita alami hari ini? Perubahan bisa muncul dalam berbagai hal. Apakah kita menyadarinya?
Yup, All things change. People change everyday.
Technology change rapidly. People change slowly.
Kita tau sekarang sudah zaman generasi millenial, saya pun sudah termasuk sebagai orangtua milenial, kayak gimana sih? hihieheh kata Bu Kumala, orangtua milenial itu :
- Berpendidikan tinggi
- Kreatif & smart
- Peran ganda
- Google all the way
- Aktif di media sosial
- Pencitraan diri
Dan orangtua milenial ini punya harapan ke anaknya untuk selalu aktif, Gemar bertanya, Percaya diri, Berbakat, dan Pandai bersosialisasi. Kalau ada yang salah satunya tidak terwujud harapannya, kita udah uring-uringan dan seperti gak mau kalah, kita terus berupaya minta agar anak aktif dan percaya diri. Padahal tantangan yang harus dihadapi orangtua milenial itu yang jauh lebih penting. Tantangannya ada pada Internet!! Banyak sekali kejadian-kejadian yang negatif beredar di timeline internet kita, seperti :
- Banyaknya kerusuhan politik, dan saling mengumpat dalam debat yang tidak berkesudahan, kita sebagai orangtua harus update juga soal ini, menjelaskan kepada anak mana yang pro dan mana yang kontra, serta alasan-alasan lainnya.
- Media sharing yang memunculkan banyak ganbar-gambar dan video tidak senonoh yang tidak tersaring oleh jaringan, tugas kita sebagai orangtua yang memfilter semua itu
- Orang tua jangan gaptek, harus tau semua alat komunikasi dan sosial media yang sedang in dipakai anak-anak berinteraksi dengan teman-temannya.
Semua itu karena apa? karena kita sendiri sebagai orangtua milenial yang mengenalkan gadget pada anak-anak saat usia mereka masih dini. Dan dalam persentasenya, Bu Kumala menampilkan slide tentang parental control terhadap gadget dan anak.
Selagi kita mampu mengontrolnya, kita bisa dapat banyak manfaat positifnya mengenalkan anak dengan internet kok, yaitu :
- Meningkatkan kemampuan belajar. Saya cukup merasakan ini, Duozam sekarang sudah tau warna, angka dan huruf, lagu anak islami alif ba ta sa, dinyanyiin lancar, tau english warna dan number. semua liat di youtube sih hhehe.
- Mudah mendapatkan informasi yang beragam.
- Mampu menjalin hubungan sosial dengan lingkungan yang lebih luas di berbagai belahan dunia
Kalau dampak negativenya ya terhambat perkembangan motorik kasar & halus, gangguan fisik dan kecanduan internet.
Sebenarnya, Internet dan teknologi membuat anak mudah memperoleh informasi dan menjalin interaksi sosial dengan cepat tanpa batasan geografis. Tapi, bahasa bisa menjadi kendala yang membatasi mereka nantinya. Karena apa? Ya karena 55% konten di internet menggunakan Bahasa Inggris mom!
Kenapa Anak Harus Tau Bahasa Inggris ?
Harus banget sebenarnya kita bekali anak dengan kecakapan berbahasa Inggris untuk persiapan menghadapi dunia global, cieehehehhe! Tapi serius loh.
Untuk orangtua yang memang menerapkan billingual sama anaknya sehari-hari di rumahnya, itu pasti gak ada masalah sama sekali kan ya, tapi buat orangtua yang dianya sendiri speaking english masih just a little gimana dong? Kayak saya ini, spekaing english ku masih dikit banget gimana bisa mau sok sokan menerapkan billingual sehari-hari di rumah? Kelipat deuh lidah yang ada hihihik. Sedangkan kalau memang mau serius ngajarin bahasa inggris ke anak itu harus punya Program & curriculum, Support system, dan Learning environment!
Yang ada juga beberapa alasan yang memungkinkan orangtua tidak bisa atau tidak sempat mengajarkan bahasa inggris ke anak
Nah Setelah Ibu Kumala memaparkan materinya tersebut, MC mengundang satu narasumber lain, yaitu Andi Fakhruh. Seorang mentor atau guru bahasa inggris di tempat kursus EF Makassar (English First - Makassar)
Saya sendiri gak asing dengan EF ini, dulu saya sempat mau masuk EF juga, mau kursus bahasa inggris untuk mendapatkan nilai TOEFL yang menjadi salah satu persyaratan diterimanya kita jadi pegawai negeri sipil. Tapi karena suatu dan lain hal, gak jadi. Yang jadi masuk malah adik saya sempat ikutan dan dapat nilai TOEFL 400an gitu.
Kak Fakhru ini memberikan solusi atas kebingunan para ayah dan ibu setelah mendengar pemaparan Bu Kumala tentang pentingnya ngajarin anak kita bahasa inggris sejak dini.
EF English First, sebuah divisi dari EF Education First perusahaan pendidikan swasta terkemuka di dunia. Didirikan pada tahun 1965, EF beroperasi di lebih dari 50 negara di seluruh dunia loh.
Di EF English First, ruang kelasnya penuh warna, didukung teknologi mutakhir termasuk komputer yang terhubung dengan Internet, papan tulis interaktif atau TV layar sentuh dan iPads. Dan yang membuat EF ini unggul dibanding tempat kursus bahasa Inggris yang lainnya antara lain :
- Kelasnya dimulai untuk anak usia 3 Tahun loh!
- Interaktif, karena mereka tau kalau anak usia 3-6 tahun itu tidak akan bisa duduk diam belajar dengan tenang, mereka learning by doing jadi ada communicative approach.
- Dalam kelas menggunakan full bahasa Inggris, jadi mau tidak mau, anak-anak akan terpapar bahasa inggris, mereka akan meniru gurunya, minimal dalam hal pelafalan.
- Kurikulumnya mendunia, jadi memang tenaga pengajarnya profesional.
Saat ada sesi tanya jawab, saya langsung duluan bertanya, "Anak saya umur 3 tahun, saya sama sekali gak pake billingual di rumah, kalau anak saya masuk EF gitu tiba-tiba, kaget gak kira-kira? mau nerima gak gitu? tiba-tiba langsung diajar bahasa Inggris.. siapa tau yang EF terima adalah anak yang memang udah punya basic ngomong in english.."
Kak Fakhruh menjawab kalau justru bagus sejak usia 3 tahun diajak masuk EF karena diusia itulah mereka masih dapat menerima semua apa yang diberikan, belum kuasa untuk menolak karena belum banyak beban pikirannya. Otaknya masih fresh untuk mengingat. Apalagi memang kurikulum di EF yang untuk khusus 3 tahun itu cara bealajarnya asyik. Karena tim EF tau bahwa belajar bahasa Inggris tujuannya adalah untuk kelancaran komunikasi anak untuk menghadapi dunia global, bukan sekedar untuk menjawab soal saat ujian.
Saat selesai pengenalan dan sharing tentang English First Makassar, rupanya ada sesi pemberian doorprize untuk anak dan orangtua yang beruntung, yang dari awal registrasi untuk talkshow acara persembahan EF ini, saya datangnya telat sih jadi ga sempat registrasi dan masukin nomor undian.
Saat turun ke panggung, kak Fakhru menghampiri saya,
"Kalau Ibu penasaran, silahkan datang ke booth EF bu.. di sana ada pengajar kami yang bisa bantu test-test ananda untuk belajar di EF" katanya.
Saya penasaran dong ya... Saya kunjungin booth nya. Sayangnya sih saya gak bawa duozam. Tapi ternyata Acara talkshownya berlangsung 2 hari, Sabtu dan Minggu. Masih ada kesempatan untuk besoknya saya bawa abangzam. Hari pertama ini jalan-jalan dulu ke booth nya, baca-baca flyernya dan tanya-tanya harga kursusnya.
Hari kedua pun tiba, Hari Minggu.
Saya datang bareng adek saya dan duozam tentunya. Sebelum duduk depan panggung untuk menyaksikan talkshow parenting lagi bersama Bu Mala dengan tema "How To Help Your Kids Learn English" , saya mengunjungi booth English First, dan melihat beberapa anak yang sedang asyik diajar oleh tentor EF yang berpengalaman dan profesional.
"Ibu berminat coba ngajar si Adek?" Sapa salah satu tim EF yang standbye di booth
"Iya mau dong cobaaa," Saya excited.
Saya diminta isi data si Abangzam, untuk registrasi dan daftar kunjungan aja sih, lau daftar nya diberikan ke Miss Lisa, seorang pengajar yang berkebangsaan Australia (bule) gitu hehe. Kemudian saya dan abangzam diminta duduk. Tak lama kemudian kami disapa Miss Lisa.
"Hello, my name is Lisa... what is his name?" Miss Lisa memandang abangzam, doi jadi grogi HAHAHAHA. "His name is Zidan, three years old" jawabku.
Miss Lisa menyapa abangzam, dan menyodorkan beberapa lembar kertas yang berisi pola belajar menulis huruf, angka dan beberapa kolase gambar-gambar kartun buah dan kendaraan transportasi.
Miss Lisa juga mengajak abangzam untuk memulai "Hello Zidan, can you hold this pencil?"
Abangzam ogah-ogahan waktu itu, dia pegang pensilnya tapi gak bikin pola huruf sesuai dengan gambar, dia garis semau-maunya aja hahahahaha.. Miss Lisa tersenyum aja, sepertinya dia terbiasa ngadapin anak seusia abangzam ini.
"Its okay, Zidan.. now, can you touch apple?? where is apple? apple?"
Miss Lisa sengaja mengulang kata apple, biar yang ditangkap abangzam "mana apple?" gitu. Abangzam ga mau nunjuk, "Hehehe he is so shy..." Kata Miss Lisa lagi.
Miss Lisa membalik kertasnya, mencoba mengajak abangzam lagi untuk menangkap maksud Miss Lisa, "Can you touch banana?" banana... where is banana??"
Pelan-pelan abangzam mulai nunjuk gambar pisang, saya langsung tepuk tangan heboh AHHAHA apasih mak?! HAHAHA abangzam tau banana karena keseringan dengar lagu monkey banana di youtube wkwkkw.
"Now, can you touch blue? where is blue?" Kali ini Miss Lisa memancing ke warna, suprise lagi abangzam nunjuk biru dan bilang "Captain Amerika!"AHHAHA ya abangzam kalau liat biru/blue dia pasti bilang itu warnanya captain amerika. hihihihi.
Cara Miss Lisa tadi itu diterapkan sebagai communicative approach. anak-anak learning by doing seperti tadi, jadi konsepnya akan asyik dan menyenangkan, tidak menegangkan :) 10 menit berlangsung, saya terpukau tentunya, dan Miss Lisa pamit untuk mengajar anak-anak lain yang sudah mengantri ingin speed trial kayak abangzam tadi hehehe.
Saya mulai mendengar MC acara sudah memulai talkshow dan sharingnya Bu Kumala lagi, tentang gimana sih ngajarin anak bahasa Inggris? Ternyata 3 tahun adalah usia saat anak dapat mulai dikenalkan dengan bahasa kedua (bahasa asing). Mengenalkan bahasa asing (Bahasa Inggris) pada anak sejak dini memiliki banyak manfaat, antara lain :
- Melatih daya ingat,
- Berpikir kritis,
- Kreativitas,
- Fleksibilitas berpikir.
- Problem solving
- Mudah memahami & mempelajari katakata baru
- Melatih kemampuan berbicara
- Gemar membac
- Lebih percaya diri
- mudah bersosialisasi
- open-mind
- mudah beradaptasi
- Sosial emosi
- Senang mencoba (eksplorasi)
- Belajar sambil bermain
- Tidak malu mencoba
Nah tapi, ada juga mitosnya nih yang katanya kalau terlalu cepat ngenalin bahasa inggris ke anak itu katanya anak bingung bahasa, anak terlambat berbicara, anak memiliki masalah sosialisasi. Dalam persentase Bu Kumala waktu itu, beliau memaparkan kalau seorang anak sudah dibekali dengan kemampuan berbahasa di dalam otaknya, karena otak kita sudah mempunyai susunan bahasa yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan manusia (Chomsky, 1979).
Proses pemerolehan bahasa diawali dengan proses meniru sebagaimana bayi meniru apa yang diucapkan ibunya. Kemampuan bahasa diperoleh dengan proses belajar (Skinner, 1979).
Ada yang namanya Language Acquisition Device
Sebuah proses seseorang untuk menerima, memahami, & menggunakan kata-kata dan kalimat untuk pemahaman dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan kemampuan memperoleh bahasa secara lisan, tertulis, atau isyarat. Kemampuan ini merujuk pada kemampuan pemerolehan bahasa ibu, bukan pemerolehan bahasa yang kedua (bahasa asing). secara alamiah (bahasa ibu) secara ilmiah (bahasa asing di sekolah)
Jadi kalau ada yang tanya "Apa gak terlalu cepat kalau usia 3 tahun udah diajarin bahasa Inggris?" Lebih tepatnya adalah mengenalkan bahasa kedua sejak dini. Berhasil atau gagal tergantung banyak hal, salah satunya adalah cara/metode mengenalkan & mengajari anak
Kita semua sepakat kan kalau perkembangan bahasa anak akan lebih optimal dengan pendampingan orangtua. Tapi apakah semua orangtua bisa mengajarkan anaknya bahasa Inggris?
Gmana kalau orangtuanya sibuk bekerja?
Sibuk mengurus pekerjaan rumah?
Bingung mengajari anak?
Tidak punya kemampuan Bahasa Inggris yang cukup baik?
Terlebih lagi kalau orangtuanya gak sabaran ngajarin anaknya?
Parenting is a marathon, not a sprint. Parenting is for growing, mistakes are for learning.
Orangtua bisa mencari partner atau lembaga yang bisa membantu mengajarkan anak bahasa Inggris. Tentunya kayak EF tadi itu, dengan program dan kurikulumnya yang dimulai dengan anak usia dini, dan sistem ajar yang menarik.
Hari kedua, kembali lagi kak Fakhruh menjelaskan tentang EF (English Fisrt) tempat kursus untuk anak dan remaja di kota Makassar. Dan tak kalah serunya banyak sekali orangtua yang bertanya tentang berapa biayanya ?
Biaya masuk di EF adalah sebesar 6 juta rupiah untuk 8 bulan masa belajar.
Lumayan lama kan? Saya yakin dalam rentang waktu 8 bulan bersama EF itu gak mungkin anak-anak ga ngerti english, hihihihi :D
Talkshow ditutup dengan bagi-bagi hadiah doorprize lagi. Nyenengin banged deh ya :) Semoga tahun-tahun yang akan datang bisa ada EF terus di event Kompas Edufair ya.
Silahkan di Follow instagramnya untuk pendekatan lebih lanjut tentang English First
di Makassar, EF ini tempatnya di Jl Masjid Raya No 68G
Wahh asik ya, sedari kecil sudah dibekali dengan varian languange dan memudahkan nantinya dimasa depan untuk berkomunikasi dengan berbagai orang
ReplyDeleteIya terutaman untuk mereka bisa menyaring informasi juga dari internet
DeleteGemes tuh ama Bang Zidan yang malu-malu hehe. Mengenalkan anak pada bahasa asing tentu penting dan perlu banget ya mbak Qiah. Manfaatnya banyak banget. Terima kasih untuk sharingnya. EF keren deh ^^
ReplyDeleteiyaa mbak gemesin dia mmg tipe cowo sok cool gitu hahahahah
Deletemakasih mbaaak ^^ senang bisa sharing
EF ikut mencerdaskan bangsa nih.. hadir dibanyak kota di Indonesia
ReplyDeletebetul ! perannya luarbiasa kece hehehe
DeleteKereenn.. Auf juga kudu wajib tau bhs Inggris nih.. Tp ntar aja diajarinnya pas udah fasih bhs Indonesia dulu secara doi termasuk speechdelay 😬
ReplyDeleteoyah kak ?
Deletesuruh pilih aja kak siapa tau auf lebih lancar dan bisa kalau in english
billingual coba kak heheheh..
kiss kiss buat auf :*
Sepertinya ciri2 ortu millenial yang dipaparkan Ibu Kumala semua ada padaku, heheh...
ReplyDeleteUghhh lalaaaaa sama ki kak
DeleteApalagi itu yg google all the way ya 😂
Lumayan yaa harganya ����
ReplyDeleteIyaaaa worth it ji tawwa kak kalau simak sistem ajarnya
DeleteWah jadi pengen masukin Nisa ke EF ni besok
ReplyDeleteSegera mbak atik
DeleteWaahhh nanti klo ada anakku, moka ksi ikut kursus bahasa inggris sejak dini jg deh.. Biar englishnya sdh bisa sejak masih kecil.
ReplyDelete*Hihihihi jauhnya angan2ku. Ngomongin anak. Nikah saja belum 😂😂
Big dream come true toh syg hehe semangat
DeleteWoohh serunya yah kak, pas baca ini jadi kayak nyesel-nyesel gimana gitu, dulu tidak rajin belajar bahasa Inggris pas masih muda huhuhu
ReplyDeleteThanks sharingnya kak, slalu suka kalau baca tulisan kayak gini, kayak ngecarge semangat hihihi.
Makasihhhh say
DeleteIya sama juga saya kenapa nda dari dulu bguasajn english ya biar bisa bilinggual sama anak hehe
EF memang bagus bgt. Dulu waktu smu jg pengen kursus disana. Tp sayang lokasinya jauh bgt dari rmh/skolah
ReplyDeleteDeteil bnget kak, jadi bisa siap2 untuk kelak nanti menika dan punya anak.hehehs
ReplyDeletesetuju mbak, berhasil tidaknya mengajarkan bahasa asing pada anak tergantung pada metode yang dipakai. Kalau metodenya tepat dan anaknya suka, nggak akan ada masalah...
ReplyDeleteSaya juga punya harapan besar Ghaza bisa berbahasa Inggris dengan lancar, tapi sebelum itu bahasa Indonesianya perlu diperbaiki dulu. Hhahahaha
ReplyDeleteDari kemarin ingin kursusin anakku yg ud 4 thn lebih,tpi ada gak ya yg murah di makassar ini
ReplyDelete